PDGK 4501-IPA
|
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPA PADA CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE BERVARIASI
DI KELAS VI SDN PEKAYON JAYA III
KECAMATAN
BEKASI SELATAN
KOTA
BEKASI
( PTK dilakukan di Kelas VI SDN Pekayon Jaya III
Kota Bekasi )
Disusun Oleh :
Nama : Agus Herlana
NIM : 817970402
Program Studi : PGSD S1
Pokjar : Bekasi
Kab. / Kota : Kota Bekasi
Masa Registrasi : 2013.2
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS
TERBUKA
UPBJJ
JAKARTA
TAHUN
2013
ABSTRAK
Judul Penelitian : Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Dalam Pembelajaran
IPA Pada
Ciri-ciri Khusus Makhluk Hidup Melalui
Metode
Bervariasi Di Kelas VI SDN Pekayon Jaya
III
Kecamatan
Bekasi Selatan Kota Bekasi
Latar belakang dilakukan penelitian ini adalah
kurang tepatnya metode pembelajaran IPA di Kelas VI SDN Pekayon Jaya III dengan karakteristik pembelajaran, dan berimbas pada perolehan
hasil belajar siswa. Hal ini tentunya akan berdampak pada nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal ( KKM ) yang telah ditetapkan. Bertolak dari fakta tersebut, maka
penelitian dikembangkan dengan rumusan masalah “ Bagaimanakah hasil belajar
siswa kelas VI SDN Pekayon Jaya III setelah menggunakan metode pembelajaran
yang bervariasi pada pembelajaran IPA “
?. Pendekatan penilaian yang digunakan dalam mengkaji penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom
Action Research ), yakni bentuk penelitian yang dilaksanakan melalui
tahapan-tahapan atau siklus secara berulang-ulang. Dalam setiap siklus terdiri
dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan ( plan ), pelaksanaan ( action
), pengamatan ( observasi ), dan
refleksi ( reflection ).
Temuan dari kegiatan penelitian antara lain :
penyebab utama belum melibatkan siswa dalam proses pembelajaran adalah
kurangnya guru menggunakan metode pembelajaran dengan lebih variasi, guru lebih sering menggunakan
metode konvensional/ceramah dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode variasi pada pembelajaran IPA
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan siswa terlihat sangat aktif dalam
proses pembelajaran. Perolehan hasil rata-rata pra siklus adalah 69,21;
rata-rata siklus 1 77,23 ; dan rata-rata siklus 2 adalah 79, 77. Dengan melihat
perolehan rata-rata dari tiap siklus dengan metode
variatif ada peningkatan yang signifikan, hal terbukti dari hasil belajar
siswa pada pelajaran IPA dapat meningkat.
Untuk itu disarankan agar penggunaan metode yang bervariasi disesuaikan
dengan karakteristik materi pelajaran, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan
siswa dalam pembelajaran, sehingga hasil yang diharapkan/tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
Kata Kunci :
Peningkatan hasil belajar siswa, metode bervariasi,
penggunaan metode bervariasi.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Permasalahan
pembelajaran selalu muncul di dalam kelas bersamaan dengan perkembangan dan
peningkatan kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh
informasi dan kebudayaan. Belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks,
namun kondisi di lapangan saat ini guru cenderung menggunakan metode
konvensional yang tidak efektif.
Bertitik tolak dari masalah-masalah di atas, maka penulis berupaya mencari solusi agar
tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
seperti : siswa memahami konsep-konsep
sederhana, mengembangkan siswa berpikir dan bersikap ilmiah. Agar tujuan
tersebut dapat tercapai, maka pembelajaran IPA perlu diajarkan dengan metode yang tepat dan melibatkan siswa secara
aktif yaitu proses yang melibatkan siswa
secara aktif dalam pembelajaran.
Dalam
kegiatan belajar mengajar di SDN Pekayon Jaya III tingkat penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran “ ciri – ciri khusus
makhluk hidup “ masih rendah. Hal ini tampak pada hasil yang diperoleh siswa
ketika diadakan penilaian, di mana siswa hanya 50 % yang berhasil mencapai KKM
yang ditetapkan. Oleh karena itu, penulis mencoba mengadakan perbaikan
pembelajaran untuk memperbaiki tingkat penguasaan
siswa tentang ciri – ciri khusus makhluk hidup serta merefleksi proses
pembelajarannya.
1. Identifikasi
masalah
Berdasarkan
latar belakang penulis yang kemukakan di atas juga merujuk pada refleksi yang
dilakukan, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
a.
Guru
dalam menjelaskan materi kurang dimengerti anak.
b.
Metode yang
digunakan guru tidak bervariasi dan
efektif /metode ceramah saja.
c.
Alat
peraga yang digunakan guru tidak tepat .
d.
Guru tidak
melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
e.
Dari 39 siswa, hanya 20 siswa atau 50 % mendapat nilai di bawah KKM .
2.
Analisis Masalah
Dengan
adanya permasalahan pembelajaran tersebut, maka penulis mengkaji dan mencari
penyebab rendahnya penguasaan terhadap pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan
menunjukan beberapa kelemahan di antaranya :
a.
Pembelajaran
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran hanya berceramah saja,
abstrak, dan tidak dipahami oleh siswa.
b.
Guru
tidak menggunakan metode bervariasi sehingga minat belajar siswa sangat rendah.
3.
Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Untuk
memecahkan masalah di atas, alternatif yang harus dilakukan guru adalah:
a.
Dalam
menyampaikan materi pelajaran harus
jelas dan mudah dimengerti siswa.
b.
Metode
yang di gunakan harus bervariasi, sehingga tidak monoton.
B. Rumusan
Masalah
Dengan
demikian rumusan masalahnya adalah :
1.
Apakah
penggunaan metode yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran IPA pokok bahasan tentang ciri – cirri khusus makhluk hidup
di SDN Pekayon Jaya III ?
2.
Bagaimana
menggunakan metode bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan
tentang ciri-ciri khusus makhluk di SDN Pekayon Jaya III ?
C. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang dibuat penulis,
maka tujuan dari perbaikan adalah :
1.
Menganalisis
dampak penggunaan metode dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
2.
Meningkatkan
penguasaan dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan ciri-ciri khusus makhluk hidup.
D. Manfaat
Penelitian
1.
Manfaat bagi guru adalah :
a.
Meningkatkan
kompetensi guru dalam mengembangkan metode pembelajaran.
b.
Meningkatkan kemampuan guru menggunakan metode bervariasi
dalam pembelajaran.
c.
Meningkatkan
kinerja guru sehingga guru selalu aktif
dalam pengembangan pembelajaran.
2.
Manfaat bagi siswa adalah :
a. Meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran
3.
Manfaat bagi sekolah adalah :
a.
Meningkatkan
upaya sekolah untuk mendorong guru-gurunya dalam meningkatkan pemahaman belajar
siswa dengan menggunakan metode yang relevan.
b.
Sebagai
masukan bagi sekolah dalam mengambil
kebijakan, terutama penggunaan meetode pembelajaran
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Pembelajaran
IPA di SD
Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar
bertujuan agar siswa : memahami konsep-konsep IPA, memiliki keterampilan
proses, mempunyai minat mempelajari alam sekitar, bersikap ilmiah, mampu
menerapkan konsep-konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, mencintai alam sekitar.
Berdasarkan tujuan di atas, maka pembelajaran pendidikan IPA di SD menuntut
proses belajar mengajar yang tidak terlalu akademis dan verbalistik.
. Rutherford dan Ahlgren (1990)
dalam
kata pengantarnya dalam buku Science for All Americans mengemukakan beberapa alasan
mengapa IPA layak dijadikan sebagai mata pelajaran dasar dalam pendidikan :
Pertama, IPA dapat memberi seseorang pengetahuan tentang lingkungan biofisik dan
perilaku sosial yang diperlukan untuk pengembangan pemecahan yang efektif
bagi masalah-masalah lokal dan global; Kedua, dengan penekanan dan penjelasan akan
adanya saling ketergantungan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk
hidup yang lain beserta lingkungannya, IPA akan membantu mengembangkan sikap
berpikir seseorang terhadap lingkungan dan dalam memanfaatkan teknologi;
Ketiga, Kebiasaan berpikir ilmiah dapat membantu seseorang dalam setiap
kegiatan kehidupan sehingga peka terhadap permasalahan yang seringkali
melibatkan sejumlah bukti, pertimbangan kuantitatif, alasan logis, dan ketidak
pastian; Keempat, prinsip-prinsip teknologi memberi sesorang dasar yang kuat
untuk menilai penggunaan teknologi baru beserta implikasinya bagi lingkungan
dan budaya; Kelima, pendidikan IPA dan teknologi secara terus menerus dapat
memberikan piranti untuk menentukan sikap terhadap sejumlah masalah dan pengetahuan
baru yang penting; Keenam, potensi IPA dan teknologi guna meningkatkan
kehidupan tidak akan terealisasikan tanpa didukung oleh pemahaman masyarakat
umum terhadap IPA, matematika, dan teknologi, serta kebiasaan berpikir ilmiah.
Carin dan Sund (1989) memberikan
petunjuk tentang bagaimana seharusnya IPA diajarkan pada
pendidikan dasar. Salah satu diantaranya adalah menanamkan ke dalam diri siswa
keingintahuan akan alam sekitar, serta dapat memahami penjelasan-penjelasan ilmiah tentang fenomena alam. Hal ini
sesuai dengan salah satu tujuan pendidikan IPA yaitu bahwa IPA harus mampu memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia dimana kita
hidup, dan bagaimana kita sebagai makhluk hidup harus bersikap terhadap alam.
Khusus untuk keterampilan proses dalam pembelajaran IPA,
Mechling dan Oliver (1983) mengemukakan
bahwa penekanan yang diberikan dalam pengajaran keterampilan proses IPA adalah
pada keterampilan-keterampilan berpikir. Keterampilan berpikir ini dapat
berkembang pada anak selama anak diberi kesempatan untuk berlatih menggunakan
keterampilan-keterampilan tersebut. Dengan keterampilan-keterampilan proses
IPA, yang salah satu diantaranya adalah keterampilan mengajukan pertanyaan,
maka siswa sekolah dasar dapat mempelajari IPA sebanyak-banyaknya, sesuai
dengan keinginan mereka untuk mengetahui dan mempelajari IPA tersebut selama
hidupnya. Hal ini juga sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Blosser
(1990), bahwa siswa SD lebih mudah memahami IPA jika melakukan kegiatan
percobaan sendiri.
Berdasarkan pada beberapa pendapat yang dikemukakan di atas,
maka sebaiknya pembelajaran IPA di SD menggunakan perasaan keingintahuan siswa
sebagai titik awal dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan penyelidikan atau
percobaan. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan untuk menemukan dan menanamkan
pemahaman konsep-konsep baru dan mengaplikasikannya untuk memecahkan
masalah-masalah yang ditemui oleh siswa SD dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
penting untk dilaksanakan karena langkah awal untuk menghasilkan orang dewasa
yang melek IPA adalah dengan melibatkan anak-anak, dalam hal ini adalah
anak-anak SD secara aktif sejak dini ke dalam kegiatan IPA seperti disebutkan di
atas. Dalam pembelajaran IPA, seorang pengajar harus mampu
merancang dan menyampaikan pembelajaran yang dapat memotivasi dan menantang
siswa sehingga tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan.
B. Hasil
Belajar
1.
Penilaian
IPA
di SD
Landasan hukum pelaksanaan penilaian di jenjang
pendidikan dasar dan menengah adalah UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Pedoman-pedoman penilaian yang mengatur pelaksanaan penilaian secara
operasional adalah Pedoman Khusus Pola Induk Sistem Penilaian Hasil
Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dasar, Panduan KTSP yang ditetapkan oleh Badan
Nasional Standar Pendidikan (BNSP), dan Sistem Penilaian Kelas yang
dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Dittendik Depdiknas.
Dalam
pembelajaran IPA khususnya, terdapat
beberapa bentuk penilaian yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa,
antara lain:
a.
Ulangan harian
b.
Tugas-tugas
c.
Ulangan Tengah
Semester
d.
Ulangan Akhir
Semester
e.
Ulangan Kenaikan
Kelas
f.
Pengamatan
g.
Ujian Sekolah
h.
Ujian Nasional
C.
Metode Variatif
Metode adalah suatu cara
yang manfaatnya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik metode itu,
makin efektif pula pencapaian tujuan. Dalam hal metode
mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor guru turut
menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya metode mengajar
itu banyak sekali dan sulit untuk diklasifikasi.
1.
Pengertian Metode Variatif
Metode Campuran
atau Electic Methods dapat diartikan campuran,
kombinasi/variasi atau gado-gado dalam bahasa Indonesia (metode-metode
pilihan).
Metode electic atau
metode variasi [1]
yaitu cara menyajikan bahan pelajaran di depan kelas dengan melalui macam-macam
kombinasi beberapa metode, misalnya; metode ceramah dengan metode diskusi bahkan
dengan metode anya jawab dan observasi sekaligus dipakai/diterapkan dalam suatu
kondisi pengajaran. Dalam praktiknya, metode campuran ini dapat diterapkan
seorang guru dalam suatu situasi pengajaran di depan kelas.
2.
Kelebihan Metode Variatif
Adapun kelebihan metode variatif adalah sebagai
berikut :
a.
Menumbuhkan
antusiasme siswa dalam proses pembelajaran.
b.
Membantu
mengkondisikan siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran.
c.
Dapat
meningkatkan keaktifan, motivasi, serta hasil belajar yang diharapkan
3.
Langkah-langkah Metode Variatif
a. Fase
Pertama ( Perencanaan )
1)
Disiapkan
1 orang pengamat ( supervisor )
2)
Menyiapkan RPP perbaikkan.
3)
Supervisor
melaksanakan pengamatan selama pembelajaran berlangsung.
4)
Supervisor
mencatat lembar observasi yang telah disediakan.
b. Fase
Kedua ( Proses)
1)
Kegiatan
awal memotivasi siswa dan apersepsi adalah sebagai berikut :
a.
Membuka
pelajaran
b.
Memotivasi
siswa dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan
cara tanya jawab.
c.
Menyampaikan
tujuan pembelajaran .
d.
Menyampaikan
gambaran inti pembelajaran.
e.
Menjawab
pertanyaan guru sesuai dengan pengetahuan awal.
f.
Memperhatikan
penjelasan guru.
2)
Kegiatan Inti meningkatkan kemampuan siswa
tentang pemahaman IPA.
a.
Memperhatikan/mengamati
gambar yang telah dipampangkan dalam bentuk slide.
b.
Menjelaskan
tentang gambar yang telah disiapkan .
c.
Guru
memberikan pertanyaan kepada siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya.
d.
Guru
membentuk kelompok siswa untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa yang telah
disiapkan oleh guru.
e.
Membimbing
siswa dalam berdiskusi, untuk menyamakan persepsi.
f.
Guru
bertanya kepada siswa tentang materi yang belum dipahami, dan siswa yang lain
diberi kesempatan untuk bertanya.
g.
Siswa
menyampaikan hasil diskusi, dan ditanggapi oleh kelompok lain.
h.
Siswa
memperhatikan hasil kesimpulan yang dibacakan oleh guru.
c. Fase
Ketiga ( Kegiatan Akhir )
1.
Kegiatan akhir dalam memantapkan pemahaman
siswa
a.
Mengevaluasi
kemampuan siswa
D.
Metode Variatif
dalam Pembelajaran IPA
Menurut Sri Anitah W,
(2007:5.6) menyebutkan bahwa, “Dalam menentukan
metode pembelajaran, guru harus memahami faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan metode”. Faktor-faktor tersebut adalah:
1.
Tujuan Pembelajaran atau Kompetensi Siswa
Tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai siswa merupakan faktor utama
yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar.
Tujuan
pembelajaran atau kompetensi dasar merupakan pernyataan yang diharapkan dapat
diketahui, disikapi, dan atau dilakukan siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran. Rumusan tersebut sebagai dasar acuan dalam melakukan
pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan metode mengajar harus berdasarkan pada
tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai siswa.
2.
Karakteristik Bahan Ajar
Salah satu faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih metode mengajar adalah karakteristik bahan
pelajaran. Ada beberapa aspek yang terdapat dalam materi
pelajaran, yang terdiri dari:
a.
Aspek konsep (concept),
merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan pengertian, atribut,
karatkeristik, label atau ide, dan gagasan sesuatu.
b.
Aspek fakta (fact), merupakan substansi isi pelajaran
yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang lalu, data-data yang memiliki
esensi obyek dan waktu, seperti peristiwa sejarah.
c.
Aspek prinsip (principle), merupakan substansi isi
pelajaran yang berhubungan dengan aturan, dalil, hukum, ketentuan dan prosedur
yang harus ditempuh.
d.
Aspek proses
(process), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan rangakaian
kegiatan, peristiwa, atau tindakan.
e.
Aspek nilai
(value), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan aspek
perilaku baik dan buruk, benar dan salah, dan bermanfaat atau tidak.
f.
Aspek
keterampilan intelektual (intellectual skills), merupakan substansi materi
pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan menyelesaikan persoalan
atau masalah, berfikir sistematis, logis, praktis, inovatif dan ilmiah.
g.
Aspek keterampilan (psycomotor skills), merupakan
substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan fisik.
3.
Waktu yang digunakan
Pemilihan
metode mengajar juga harus memperhatikan alokasi waktu yang tersedia dalam jam
pelajaran.
4.
Faktor Siswa
Faktor siswa adalah faktor yang
harus diperhatikan dalam pemilihan metode mengajar. Aspek yang berkaitan dengan
faktor siswa terutama pada aspek kesegaran mental (faktor antusias dan
kelelahan), jumlah siswa, dan kemampuan siswa.
5.
Fasilitas, Media, dan Sumber Belajar
a.
Fasilitas
Fasilitas
yang dimiliki sekolah sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran.
b.
Media
Sekolah
yang menyediakan media pembelajaran dengan lengkap akan memudahkan proses
pembelajaran.
c.
Sumber Belajar
Pemanfaatan
sumber belajar yang bervariasi akan mempengaruhi daya serap peserta didik dalam
pembelajaran.
Dari penjelasan di atas, metode
variatif sangatlah relevan dengan
pembelajaran IPA khususnya dalam materi ciri-ciri
khusus makhluk hidup.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
A. Subyek,
Tempat, dan Waktu Penelitian
1.
Subyek Penelitian
Subyek yang akan
diteliti adalah peserta didik kelas VI
B SDN Pekayon Jaya III, UPTD Pembinaan SD Kecamatan Bekasi
Selatan, Kota Bekasi,
yang berjumlah 39 orang yang
terdiri dari 12
siswa laki-laki dan 27 siswa perempuan.
2.
Tempat
Penelitian
Tempat
atau lokasi penelitian adalah sebagai berikut:
a.
Nama
Sekolah : SDN Pekayon
Jaya III
b. Status
Sekolah : Negeri
c. Jalan :
Jl. Laskar
Dalam No. 39
d. Kelurahan : Pekayon Jaya
e. Kecamatan : Bekasi Selatan
f. Kota : Bekasi
3.
Waktu
Penelitian
Waktu pelaksanaan perbaikan
pembelajaran adalah tanggal 19 Agustus 2013 sampai tanggal 02 September 2013 dengan rincian seperti tercantum pada
tabel di bawah ini:
Tabel 1.1
Jadwal
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Kelas VI SDN
Pekayon Jaya III
No
|
Waktu
|
Kegiatan
|
1
|
19
Agustus 2013
|
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 Mata Pelajaran
IPA
|
2
|
02
September 2013
|
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 Mata Pelajaran
IPA
|
4.
Mata
Pelajaran
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VI/1
Standar Kompetensi :
1. Memahami hubungan antara
ciri-ciri makhluk hidup
dengan
lingkungan tempat hidupnya
Kompetensi Dasar :
1.1 Mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri
khusus yang dimiliki hewan (kelelawar,cicak,
bunglon, bebek ) dan lingkungannya.
Materi
Pokok : Ciri-ciri khusus
makhluk hidup
B.
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1.
Rencana
Langkah-langkah
rencana perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam mata pelajaran IPA siklus 1 adalah sebagai berikut:
a.
Menentukan
supervisor berpengalaman
untuk melakukan observasi dan membantu dalam refleksi perbaikan pembelajaran.
b.
Membuat
Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) IPA.
c.
Membuat lembar observasi.
d.
Menyiapkan
alat peraga pembelajaran IPA.
e.
Mendesain
alat evaluasi belajar untuk melihat tarap serap peserta didik
dalam memahami materi yang disampaikan.
f.
Menentukan
waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
2.
Pelaksanaan
Tahap ini
merupakan implementasi dari semua rencana yang telah dibuat pada perencanaan
tindakan yang berlangsung adalam proses kegiatan belajar mengajar. Dalam
pelaksanaan tindakan ini adanya keterlibatan supervisor 2 yaitu kepala sekolah yang telah ditunjuk
sebagai observer yang akan
membantu peneliti dalam mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang
dilaksanakan.
a.
Prosedur
umum
1)
Memulai
pembelajaran dengan menarik perhatian siswa, memotivasi, mengaitkan materi
pelajaran dengan pengalaman siswa, dan menggambarkan garis besar materi yang
akan dipelajari.
2)
Melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan tujuan atau hakikat materi pelajaran, perkembangan
dan kebutuhan siswa, situasi dan kondisi lingkungan belajar.
3)
Pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
4)
Pelaksanaan
pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi dan siswa.
5)
Pelaksanaan
pembelajaran disampaikan dari yang mudah ke sukar, dari yang sederhana
ke rumit, dan bermuara pada suatu kesimpulan.
6)
Pelaksanaan
pembelajaran berlangsung secara individual, kelompok, dan klasikal.
7)
Merancang
pengelolaan kelas dengan mengorganisasikan siswa sesuai dengan metode yang
digunakan.
8)
Melaksanakan penilaian pembelajaran.
9)
Menyimpuklan materi pembelajaran.
10)
Melakukan tindak lanjut pembelajaran
b.
Prosedur
Khusus
1)
Mempersiapkan alat dan bahan
pembelajaran
2)
Memeriksa kehadiran peserta didik
3)
Apersepsi dengan menanyakan kepada
Peserta didik tentang materi ciri-ciri
khusus makhluk hidup dan hewan apa saja yang ada di lingkungan mereka kemudian
mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari.
4)
Menyampaikan tujuan yang harus dicapai
setelah mempelajari materi pembelajaran.
5)
Peserta
didik mengamati gambar hewan yang akan di pelajari dari slide yang sudah disiapkan.
6)
Peserta
didik mengamati gambar tersebut
7)
Peserta
didik bertanya jawab
dengan guru tentang gambar yang telah dipampang.
8)
Peserta
didik dibagi menjadi 7 kelompok untuk berdiskusi tentang materi ciri-ciri khusus
makhluk hidup.
9)
Peserta didik mengisi lembar kerja siswa pada kelompoknya masing-masing.
10) Peserta didik melaporkan hasil kerja kelompoknya, dan
dipresentasikan ke depan kelas dan kelompok lain menanggapi.
11)
Pembahasan
hasil kerja peserta didik dengan
bertanya jawab.
12)
Peserta
didik bersama guru melakukan pembetulan/pelurusan kesalahan pemahaman konsep.
13) Membuat
kesimpulan dari hasil diskusi yang dilakukan setiap kelompok.
14) Penilaian
akhir (post tes)
15)
Tindak
lanjut: dengan
menginformasikan mencari bahan lain yang dapat dijadikan
sumber belajar.
3. Pengamatan/Pengumpulan Data/Instrumen
Tahapan ini
merupakan tahapan observasi, dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi dan dilakukan oleh observer (supervisor 2). Langkah-langkah observasi yang dilakukan
adalah:
a.
Pertemuan
pendahuluan
Pertemuan
pendahuluan yang sering disebut sebagai pertemuan perencanaan, dilakukan sebelum
observasi berlangsung. Tujuan pertemuan ini adalah untuk mengambil kesepakatan
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelajaran yang akan diamati dan
observasi yang akan dilakukan, yaitu fokus observasi, kriteria observasi, lama
pengamatan, dan cara pengamatan.
b.
Pelaksanaan
Observasi
Pelaksanaan
observasi dilakukan terhadap pembelajaran dan hasil tindakan perbaikan yang
tertuju kepada perilaku mengajar guru, perilaku siswa, dan interaksi antara
guru dan peserta didik, seperti:
1)
Aktivitas Guru
a)
Melaksanakana
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan.
b)
Melaksanakan
pembelajaran dengan urutan yang logis.
c)
Mengelola
waktu pembelajaran secara efisien.
d)
Menerapkan
metode -
metode yang dikolaburasikan dengan
metode-metode yang lain ( Bervariatif )
e)
Menguasai
materi
Pembelajaran IPA.
f)
Menanamkan
pemahaman konsep IPA kepada Peserta Didik.
g)
Melaksanakan
penilaian selama proses pembelajaran.
h)
Melaksanakan
penilaian pada akhir pembelajaran.
2)
Aktivitas Peserta Didik
a)
Siswa
bersemangat dalam melaksanakan pembelajaran.
b)
Semua
peserta didik aktif dalam melakukan kegiatan
pembelajaran.
c)
Siswa
berani mengajukan pertanyaan.
d)
Peserta
didik berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan kelompok.
e)
Peserta
didik mengerjakan lembar kerja secara bersama-sama.
f)
Peserta
didik memperhatikan penjelasan dari guru.
g)
Semua
peserta didik mengerjakan soal evaluasi.
h)
Semua
peserta didik mengerjakan soal evaluasi secara mandiri.
c.
Diskusi
Balikan
Sesuai dengan prinsip balikan, pertemuan balikan
dilakukan segera setelah tindakan perbaikan yang diamati berakhir. Dalam
pertemuan ini guru dan pengamat berbagi informasi yang dikumpulkan selama
pengamatan, mendiskusikannya, serta mengambil tindakan lebih lanjut jika
diperlukan.
4.
Refleksi
Tahapan ini
merupakan tahapan untuk
merenungkan serta mengevaluasi kegiatan perbaikan pembelajaran. Dalam refleksi
peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.
Mengidentifikasi
kembali masalah yang terjadi pada perbaikan pembelajaran.
b.
Membuat
analisa masalah.
c.
Menentukan
alternatif pemecahan masalah dalam perbaikan pembelajaran.
d.
Menentukan
langkah-langkah yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.
C. Teknik
Analisis Data
1.
Teknik Pengumpulan Data
Peneliti
menumpulkan data dalam penelitian ini dengan menggunakan beberapa teknik antara
lain:
a.
Pengamatan
Menurut Kusnandar
(2008:143) menyatakan bahwa, “Pengamatan atau observasi adalah kegiatan
pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai
sasaran.”
Pengamatan dalam
perbaikan pembelajaran ini dilakukan oleh supervisor 2, yaitu kepala sekolah
yang ditunjuk untuk melakukan pembimbingan penelitian di lapangan. Pengamatan
yang dilakukan dibagi menjadi 2 fokus
pengamatan, yaitu pengamatan terhadap guru dan siswa.
b.
Dokumentasi
Dokumentasi berupa
pemanfaatan dokumen-dokumen berkas perbaikan pembelajaran yang dilakukan antara
lain:
1)
RPP
2)
Lembar
Observasi
3)
Foto
kegiatan pembelajaran
4)
Hasil
evaluasi siswa
c.
Tes
Dilakukan dengan
memberikan lembar evaluasi kepada siswa yang selanjutnya dipergunakan sebagai
ukuran keberhasilan perbaikan pembelajaran.
2.
Teknik Analisis Data
Analisis
data dilakukan secara bertahap, Wardani (2008:2.31) antara lain:
a.
Menyeleksi
dan mengelompokkan yaitu dengan menyeleksi data, difokuskan, dan jika perlu ada
yang direduksi, karena itu tahap pertama ini disebut sebagai reduksi data.
b.
Memaparkan
atau mendeskripsikan data yang sudah terorganisasi sehingga bermakna, baik
dalam bentuk grafik, narasi, maupun tabel.
c.
Menyimpulkan
atau memberi makna berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat,
ditarik kesimpulan dalam bentuk pernyataan.
3.
Pengolahan Data
a.
Nilai Rata-rata
Menurut Akib Hamid dalam Statistika Dasar (2009:4.2)
menyebutkan cara mencari nilai rata-rata data tidak berbobot adalah sebagai
berikut:
b.
Persentase Ketuntasan Belajar
Untuk menentukan
persentase ketuntasan seluruh peserta didik dapat menggunakan rumus di bawah
ini:
Contoh:
Dari 39 siswa yang mengikuti sebuah tes, ternyata ada 19 siswa yang tuntas, maka persentase ketuntasan belajar
dalam kelas tersebut adalah sebagai berikut:
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Hasil Penelitian
Perbaikan Pembelajaran
Berikut
hasil perolehan nilai IPA siswa kelas VI SDN Pekayon Jaya III Kecamatan
Bekasi Selatan Kota Bekasi.
SIKLUS I
Tabel 1.2
Daftar Nilai Siswa
Kelas VI
Siklus I
|
|||
No.
|
Nama Siswa
|
Nilai Sebelum Perbaikan
|
Nilai Siklus I
|
1
|
Maisyah Waro Syatul
Ambiya
|
80
|
80
|
2
|
Meistna Fisilmy Kaafah
|
75
|
75
|
3
|
Mohammad Ryan Rizqi. M
|
85
|
85
|
4
|
Nabila Putri Azzahra
|
55
|
75
|
5
|
Nadwa Syifa
|
78
|
85
|
6
|
Nanda Saputra
|
50
|
60
|
7
|
Nur Azis
|
50
|
65
|
8
|
Nurul Hikmah
|
75
|
80
|
9
|
Putri Damayanti
|
75
|
80
|
10
|
Putri Meilia Sari
|
75
|
80
|
11
|
Putri Nailah Zulfa
|
60
|
78
|
12
|
Randy Alamsyah
|
40
|
60
|
13
|
Rianto
|
50
|
60
|
14
|
Riko Ramadhan
|
45
|
55
|
15
|
Rini
|
78
|
80
|
16
|
Rio Perdana
|
67
|
76
|
17
|
Risyah Nabila Fatin
|
100
|
100
|
18
|
Rizki Fatimah Azjahra
|
90
|
90
|
19
|
Rizki Nur Muhamad
|
60
|
75
|
20
|
Rizky Rahma Wati
|
95
|
95
|
21
|
Roro Emilia Putri
|
85
|
85
|
22
|
Syahrul Fatkih
|
60
|
75
|
23
|
Saifulloh Fatah
|
60
|
75
|
24
|
Santi Kholifah
|
56
|
65
|
25
|
Selvi Ashil Zain
|
75
|
80
|
26
|
Sevilla Fithri
Fauziyyah
|
90
|
90
|
27
|
Shabrina Rizkia
Ramadhani
|
85
|
85
|
28
|
Sheshe Leafhayati
Rusdi
|
80
|
80
|
29
|
Shita Dewi Arfiani
|
75
|
78
|
30
|
Silvianti
|
60
|
75
|
31
|
Siti Aisyah
|
65
|
80
|
32
|
Siti Arbiah
|
50
|
65
|
33
|
Siti Balqish
|
55
|
75
|
34
|
Teguh Ariffia Kustanti
|
85
|
90
|
35
|
Thufeil Raflin Subakti
|
75
|
80
|
36
|
Tina Putri Agustin
|
60
|
75
|
37
|
Yoga Maulana Zulfarid
|
60
|
75
|
38
|
Yuliasari
|
80
|
75
|
39
|
Yuni Alfiani
|
60
|
75
|
Jumlah
|
2699
|
3012
|
|
Rata-rata
Nilai
|
69,21
|
77,23
|
Rekapitulasi
Data perolehan nilai siswa siklus 1
Tabel 1.3
Rekapitulasi
nilai IPA kelas VI
Nilai
( X)
|
Jumlah
Siswa ( Y )
|
X.Y
|
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
|
-
-
-
1
6
13
14
4
1
|
-
-
-
50
360
910
1120
360
100
|
Jumlah
|
39
|
2900
|
Rata – rata
|
|
74
|
KKM = 75
|
Tabel
1.4
Prosentase Ketuntasan Belajar Siswa
No
|
Rentang
Nilai
|
Siklus
I
|
Keterangan
|
|
Jumlah
|
Prosen
|
|||
1
|
75
– 100
|
32
|
82,05
%
|
Tuntas
|
2
|
0
– 74
|
7
|
17,95
%
|
Tidak
Tuntas
|
Grafik siklus 1.1
Prosentase
Ketuntasan Siklus I
SIKLUS
II
Tabel 1.5
Daftar
Nilai Siklus II
No.
|
Nama Siswa
|
Nilai Siklus II
|
1
|
Maisyah Waro Syatul Ambiya
|
80
|
2
|
Meistna Fisilmy Kaafah
|
85
|
3
|
Mohammad Ryan Rizqi. M
|
85
|
4
|
Nabila Putri Azzahra
|
75
|
5
|
Nadwa Syifa
|
85
|
6
|
Nanda Saputra
|
70
|
7
|
Nur Azis
|
70
|
8
|
Nurul Hikmah
|
80
|
9
|
Putri Damayanti
|
80
|
10
|
Putri Meilia Sari
|
80
|
11
|
Putri Nailah Zulfa
|
80
|
12
|
Randy Alamsyah
|
60
|
13
|
Rianto
|
65
|
14
|
Riko Ramadhan
|
75
|
15
|
Rini
|
80
|
16
|
Rio Perdana
|
78
|
17
|
Risyah Nabila Fatin
|
100
|
18
|
Rizki Fatimah Azjahra
|
90
|
19
|
Rizki Nur Muhamad
|
75
|
20
|
Rizky Rahma Wati
|
95
|
21
|
Roro Emilia Putri
|
85
|
22
|
Syahrul Fatkih
|
75
|
23
|
Saifulloh Fatah
|
75
|
24
|
Santi Kholifah
|
75
|
25
|
Selvi Ashil Zain
|
80
|
26
|
Sevilla Fithri
Fauziyyah
|
90
|
27
|
Shabrina Rizkia
Ramadhani
|
85
|
28
|
Sheshe Leafhayati
Rusdi
|
80
|
29
|
Shita Dewi Arfiani
|
78
|
30
|
Silvianti
|
75
|
31
|
Siti Aisyah
|
80
|
32
|
Siti Arbiah
|
75
|
33
|
Siti Balqish
|
80
|
34
|
Teguh Ariffia Kustanti
|
90
|
35
|
Thufeil Raflin Subakti
|
80
|
36
|
Tina Putri Agustin
|
75
|
37
|
Yoga Maulana Zulfarid
|
80
|
38
|
Yuliasari
|
85
|
39
|
Yuni Alfiani
|
80
|
|
Jumlah
|
3111
|
Rata – rata Nilai
|
79.77
|
Tabel 1.6
Rekapitulasi
nilai IPA kelas VI
Nilai
( X)
|
Jumlah
Siswa ( Y )
|
X.Y
|
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
|
-
-
-
-
-
2
13
19
4
1
|
-
-
-
-
-
120
910
1520
360
100
|
Jumlah
|
39
|
3010
|
Rata - rata
|
|
77.18
|
KKM = 70
|
Tabel
1.7
Prosentase
ketuntasan belajar siswa
No.
|
Rentang
Nilai
|
Siklus
II
|
Keterangan
|
|
Jumlah
|
Prosen
|
|||
1
|
75
– 100
|
37
|
94.87
%
|
Tuntas
|
2
|
0
– 74
|
4
|
5.13
%
|
Tidak
Tuntas
|
Grafik 1.2
Prosentase ketuntasan siklus II
Tabel 1.8
Tabel
Hasil Perolehan Nilai Siklus I dan Siklus II
NO
|
NAMA
SISWA
|
NILAI
SEBELUM
PERBAIKAN
|
NILAI
|
|
SIKLUS
I
|
SIKLUS
II
|
|||
1
|
Maisyah Waro
Syatul. A
|
80
|
80
|
80
|
2
|
Meistna Fisilmy Kaafah
|
75
|
75
|
85
|
3
|
Mohammad Ryan Rizqi. M
|
85
|
85
|
85
|
4
|
Nabila Putri Azzahra
|
55
|
75
|
75
|
5
|
Nadwa Syifa
|
78
|
85
|
85
|
6
|
Nanda Saputra
|
50
|
60
|
70
|
7
|
Nur Azis
|
50
|
65
|
70
|
8
|
Nurul Hikmah
|
75
|
80
|
80
|
9
|
Putri Damayanti
|
75
|
80
|
80
|
10
|
Putri Meilia Sari
|
75
|
80
|
80
|
11
|
Putri Nailah Zulfa
|
60
|
78
|
80
|
12
|
Randy Alamsyah
|
40
|
60
|
60
|
13
|
Rianto
|
50
|
60
|
65
|
14
|
Riko Ramadhan
|
45
|
55
|
75
|
15
|
Rini
|
78
|
80
|
80
|
16
|
Rio Perdana
|
67
|
76
|
78
|
17
|
Risyah Nabila Fatin
|
100
|
100
|
100
|
18
|
Rizki Fatimah Azjahra
|
90
|
90
|
90
|
19
|
Rizki Nur Muhamad
|
60
|
75
|
75
|
20
|
Rizky Rahma Wati
|
95
|
95
|
95
|
21
|
Roro Emilia Putri
|
85
|
85
|
85
|
22
|
Syahrul Fatkih
|
60
|
75
|
75
|
23
|
Saifulloh Fatah
|
60
|
75
|
75
|
24
|
Santi Kholifah
|
56
|
65
|
75
|
25
|
Selvi Ashil Zain
|
75
|
80
|
80
|
26
|
Sevilla Fithri
Fauziyyah
|
90
|
90
|
90
|
27
|
Shabrina Rizkia
Ramadhani
|
85
|
85
|
85
|
28
|
Sheshe Leafhayati
Rusdi
|
80
|
80
|
80
|
29
|
Shita Dewi Arfiani
|
75
|
78
|
78
|
30
|
Silvianti
|
60
|
75
|
75
|
31
|
Siti Aisyah
|
65
|
80
|
80
|
32
|
Siti Arbiah
|
50
|
65
|
75
|
33
|
Siti Balqish
|
55
|
75
|
80
|
34
|
Teguh Ariffia Kustanti
|
85
|
90
|
90
|
35
|
Thufeil Raflin Subakti
|
75
|
80
|
80
|
36
|
Tina Putri Agustin
|
60
|
75
|
75
|
37
|
Yoga Maulana Zulfarid
|
60
|
75
|
80
|
38
|
Yuliasari
|
80
|
75
|
85
|
39
|
Yuni Alfiani
|
60
|
75
|
80
|
Jumlah
|
2699
|
3012
|
3111
|
|
Rata-rata
Nilai
|
69,21
|
77,23
|
79,77
|
Tabel
1.9
Perbandingan
Prosentase Ketuntasan Belajar Siswa
Nilai
Siklus I dan Siklus II
No
|
Rentang
Nilai
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
Keterangan
|
||
Jumlah
|
Prosen
|
Jumlah
|
Prosen
|
|||
75
– 100
|
32
|
82,05
|
37
|
94,87
|
Tuntas
|
|
0
– 74
|
7
|
17,95
|
4
|
5,13
|
Tdk
tuntas
|
Berdasarkan data di atas ketuntasan
belajar siswa dari setiap siklus, sebagian besar mengalami peningkatan yang
signifikan. Berikut adalah gambar peningkatan
pada setiap siklus :
1.
Sebelum
siklus 1 siswa yang mencapai ketuntasan
belajar minimal hanya kurang lebih 50% atau 19
siswa dari 39 siswa.
2.
Pada
siklus ke satu jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal meningkat
menjadi 82,05 % atau 32 siswa dari 39
siswa.
3.
Pada
siklus ke dua jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal meningkat
menjadi 94,87 % atau 37 siswa dari 39
siswa.
Grafik 1.3 Rekapitulasi Ketuntasan belajar IPA Kelas VI
SDN Pekayon Jaya III
SDN Pekayon Jaya III
B.
Pembahasan dari setiap siklus
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi
selama proses pembelajaran pada siklus I dan II
yang dilaksanakan di kelas VI SDN Pekayon Jaya III dengan metode yang
bervariasi. Peningkatan hasil belajar tersebut dapat kita lihat sebagai berikut
:
1.
Pada
siklus I, peneliti menambah metode ceramah dengan metode tanya jawab serta
diskusi. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa sudah mulai memberikan
respon yang positif, mulai menampakkan gairah dan perhatian terhadap belajar,
karena mereka dilibatkan dalam proses pembelajaran, mereka aktif berdiskusi dan
bertanya jawab dengan guru dan siswa lainnya, hal ini ditandai dengan rata –
rata yang dicapai siswa meningkat dari 69,21 pada prasiklus menjadi 77,23 pada
perbaikan siklus ke satu.
2.
Pada
siklus II, peneliti menambah satu metode lagi yaitu siswa ditugaskan untuk
mengamati/mengobservasi gambar melalui slide yang telah disiapkan oleh guru,
kemudian setelah mengamati guru menugaskan untuk berdiskusi dengan kelompok
dari gambar yang diamati. Hal ini dilakukan untuk melibatkan siswa dalam
pembelajaran. Hasil dari pembelajaran tersebut dapat terlihat
dari perolehan rata-rata kelas yang dicapai setelah formatif dilaksanakan,
yaitu peningkatan rata-rata dari 77,23 pada siklus ke satu meningkat menjadi
79,77 pada siklus ke dua.
Maka
dengan menggunakan metode variatif, hasil belajar siswa lebih meningkat.
Sebaiknya pendidik juga menggunakan metode yang bervariasi, dan mendorong siswa
untuk menemukan sendiri tentang apa yang sedang dipelajarinya karena metode
yang bervariasi akan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang optimal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Setelah melakukan
penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) selama 2 siklus pada mata pelajaran IPA pokok
bahasan ciri-ciri khusus makhluk hidup kelas VI SDN Pekayon Jaya III, Kecamatan
Bekasi Selatan Kota Bekasi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Penggunaan metode Variatif
dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal di SDN Pekayon Jaya III,
Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi. Dari 39 siswa ketuntasan belajar mencapai 95 % dan telah mencapai KKM yang
ditetapkan yaitu 75.
B.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas, ada beberapa yang harus dilakukan oleh peneliti untuk
menindaklanjuti hasil penelitian dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran
yaitu :
1.
Sebelum pembelajaran
dilaksanakan, seharusnya guru mempersiapkan strategi pembelajaran yang tepat,
lengkap, dan terencana.
2.
Dalam pembelajaran guru
sebaiknya menggali kemampuan anak tentang materi yang akan dipelajari, hal ini
dilakukan untuk menjadi bahan acuan bagi guru dalam menjelaskan konsep
pelajaran yang akan diajarkan.
3.
Dalam pembelajaran
sebaiknya guru memotivasi siswa untuk lebih aktif dan kreatif baik secara
individu maupun secara kelompok.
4.
Guru seharusnya terus
berupaya untuk mencari dan mengembangkan metode pembelajaran yang menarik,
menyenangkan, dan menantang agar siswa lebih giat belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Akib.Hamid, (
2009 ) Statistika
Dasar, Jakarta; Universitas Terbuka.
Anita. Sri. W. Dkk ( 2007 ) Strategi Pembelajaran di SD; Jakarta ; Universitas Terbuka.
Blosser & Hegelson (1990) Selected
Procedures For Improving The Science Curriculum , The
US Departement of Education.
Carin.A.A. & Sund. R. B. (
1989 ) Teaching
Science Through Discovery, Columbus Ohio ; Meril
Publishing Company.
Wardani, I. G. A. K (1985). Keterampilan Memimpin Diskusi
Kecil. Jakarta: Depdikbud.
Kusnandar ( 2008 ) Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas
Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Mechling. K. R, & Oliver. D. L (
1985, March )), Activities Not Textbook: What Research Say About Science
Programs, Principal
Rutherford,
F. J. & Ahlgren. A ( 1990 ) “Science
For All Americans” New York. Oxford University Press.
www.novita.blogspot.com
(2008) “Peningkatan Motivasi dan Minat
Belajar melalui Metode Variasi”
Diakses tanggal 12 September 2013
Diakses tanggal 12 September 2013