Pages - Menu

Senin, 25 November 2013

Karya Ilmiah ( PTK )

PDGK 4501-IPA
LAPORAN PKP – PGSD

 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE BERVARIASI
 DI KELAS VI SDN PEKAYON JAYA III
KECAMATAN BEKASI SELATAN
KOTA BEKASI
( PTK dilakukan di Kelas VI SDN Pekayon Jaya III Kota Bekasi )


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional PDGK 4501 ( PKP )









Disusun Oleh :

Nama                                : Agus Herlana
NIM                                  : 817970402
Program Studi               : PGSD S1
Pokjar                              : Bekasi
Kab. / Kota                     : Kota Bekasi
Masa Registrasi            : 2013.2

UNIT  PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JAKARTA

TAHUN 2013

ABSTRAK


Judul Penelitian            : Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam    Pembelajaran  
                                        IPA Pada  Ciri-ciri Khusus Makhluk Hidup Melalui  
                                        Metode Bervariasi  Di Kelas VI SDN Pekayon Jaya III
                                        Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi

Latar belakang dilakukan penelitian ini adalah kurang tepatnya metode pembelajaran IPA di Kelas VI SDN Pekayon Jaya III  dengan karakteristik  pembelajaran, dan berimbas pada perolehan hasil belajar siswa. Hal ini tentunya akan berdampak pada nilai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang telah ditetapkan. Bertolak dari fakta tersebut, maka penelitian dikembangkan dengan rumusan masalah “ Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas VI SDN Pekayon Jaya III setelah menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi  pada pembelajaran IPA “ ?. Pendekatan penilaian yang digunakan dalam mengkaji penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research ), yakni bentuk penelitian yang dilaksanakan melalui tahapan-tahapan atau siklus secara berulang-ulang. Dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan ( plan ), pelaksanaan ( action ), pengamatan ( observasi ), dan refleksi ( reflection ).
Temuan dari kegiatan penelitian antara lain : penyebab utama belum melibatkan siswa dalam proses pembelajaran adalah kurangnya guru menggunakan metode pembelajaran dengan lebih variasi, guru lebih sering menggunakan metode konvensional/ceramah dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode variasi  pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan siswa terlihat sangat aktif dalam proses pembelajaran. Perolehan hasil rata-rata pra siklus adalah 69,21; rata-rata siklus 1 77,23 ; dan rata-rata siklus 2 adalah 79, 77. Dengan melihat perolehan rata-rata dari tiap siklus dengan metode variatif ada peningkatan yang signifikan, hal terbukti dari hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dapat meningkat.
Untuk itu disarankan agar penggunaan metode yang bervariasi disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, sehingga hasil yang diharapkan/tujuan  pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

Kata Kunci                  : Peningkatan hasil belajar siswa, metode bervariasi, 
                                      penggunaan metode bervariasi.
 BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Permasalahan pembelajaran selalu muncul di dalam kelas bersamaan dengan perkembangan dan peningkatan kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan. Belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, namun kondisi di lapangan saat ini guru cenderung menggunakan metode konvensional yang tidak efektif.
Bertitik tolak dari masalah-masalah di atas,  maka penulis berupaya mencari solusi agar tujuan  pembelajaran IPA di Sekolah Dasar seperti : siswa  memahami konsep-konsep sederhana, mengembangkan siswa berpikir dan bersikap ilmiah. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka pembelajaran IPA perlu diajarkan dengan  metode  yang tepat dan melibatkan siswa secara aktif  yaitu proses yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar di SDN Pekayon Jaya III tingkat penguasaan siswa terhadap  materi pelajaran “ ciri – ciri khusus makhluk hidup “ masih rendah. Hal ini tampak pada hasil yang diperoleh siswa ketika diadakan penilaian, di mana siswa hanya 50 % yang berhasil mencapai KKM yang ditetapkan. Oleh karena itu, penulis mencoba mengadakan perbaikan pembelajaran  untuk  memperbaiki tingkat  penguasaan  siswa tentang ciri – ciri khusus makhluk hidup serta merefleksi proses pembelajarannya.
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang penulis yang kemukakan di atas juga merujuk pada refleksi yang dilakukan, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
a.         Guru dalam menjelaskan materi kurang dimengerti anak. 
b.         Metode yang digunakan guru  tidak bervariasi dan efektif /metode ceramah saja.
c.         Alat peraga yang digunakan guru tidak  tepat .
d.        Guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
e.         Dari  39 siswa, hanya 20  siswa atau  50 %  mendapat nilai di  bawah KKM .
2.        Analisis Masalah
Dengan adanya permasalahan pembelajaran tersebut, maka penulis mengkaji dan mencari penyebab rendahnya penguasaan terhadap pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menunjukan beberapa kelemahan di antaranya :
a.         Pembelajaran guru dalam  menyampaikan  materi pembelajaran hanya berceramah saja, abstrak, dan tidak  dipahami oleh siswa.
b.         Guru tidak menggunakan metode bervariasi sehingga minat belajar siswa sangat rendah.
3.        Alternatif  dan Prioritas Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan  masalah di atas, alternatif  yang  harus dilakukan  guru adalah:
a.         Dalam menyampaikan materi  pelajaran harus jelas dan mudah dimengerti siswa.   
b.         Metode yang di gunakan harus bervariasi, sehingga tidak monoton.
B.       Rumusan Masalah
Dengan demikian rumusan masalahnya adalah :
1.         Apakah penggunaan metode yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran  IPA  pokok bahasan tentang ciri – cirri khusus  makhluk hidup  di SDN Pekayon Jaya III ?
2.         Bagaimana menggunakan metode bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan tentang ciri-ciri khusus makhluk di SDN Pekayon Jaya III ?
C.  Tujuan Penelitian 
Berdasarkan perumusan masalah yang dibuat penulis, maka tujuan dari perbaikan adalah : 
1.         Menganalisis dampak penggunaan metode dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
2.         Meningkatkan penguasaan dan  hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan ciri-ciri khusus makhluk hidup.
D.  Manfaat Penelitian
1.         Manfaat bagi guru adalah :
a.    Meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan metode pembelajaran.
b.    Meningkatkan  kemampuan guru menggunakan metode bervariasi dalam pembelajaran.
c.    Meningkatkan kinerja guru sehingga guru selalu aktif  dalam pengembangan pembelajaran.
2.         Manfaat bagi siswa adalah :
a.    Meningkatkan hasil belajar siswa.
b.    Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran
3.    Manfaat bagi sekolah adalah :
a.    Meningkatkan upaya sekolah untuk mendorong guru-gurunya dalam meningkatkan pemahaman belajar siswa dengan menggunakan metode yang relevan.
b.    Sebagai masukan  bagi sekolah dalam mengambil kebijakan, terutama penggunaan meetode pembelajaran

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Pembelajaran IPA di SD
Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa : memahami konsep-konsep IPA, memiliki keterampilan proses, mempunyai minat mempelajari alam sekitar, bersikap ilmiah, mampu menerapkan konsep-konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, mencintai alam sekitar. Berdasarkan tujuan di atas, maka pembelajaran pendidikan IPA di SD menuntut proses belajar mengajar yang tidak terlalu akademis dan verbalistik.
. Rutherford dan Ahlgren (1990) dalam kata pengantarnya dalam buku Science for All Americans mengemukakan beberapa alasan mengapa IPA layak dijadikan sebagai mata pelajaran dasar dalam pendidikan : Pertama, IPA dapat memberi seseorang pengetahuan tentang lingkungan biofisik dan perilaku sosial yang diperlukan untuk pengembangan pemecahan yang efektif bagi masalah-masalah lokal dan global; Kedua, dengan penekanan dan penjelasan akan adanya saling ketergantungan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lain beserta lingkungannya, IPA akan membantu mengembangkan sikap berpikir seseorang terhadap lingkungan dan dalam memanfaatkan teknologi; Ketiga, Kebiasaan berpikir ilmiah dapat membantu seseorang dalam setiap kegiatan kehidupan sehingga peka terhadap permasalahan yang seringkali melibatkan sejumlah bukti, pertimbangan kuantitatif, alasan logis, dan ketidak pastian; Keempat, prinsip-prinsip teknologi memberi sesorang dasar yang kuat untuk menilai penggunaan teknologi baru beserta implikasinya bagi lingkungan dan budaya; Kelima, pendidikan IPA dan teknologi secara terus menerus dapat memberikan piranti untuk menentukan sikap terhadap sejumlah masalah dan pengetahuan baru yang penting; Keenam, potensi IPA dan teknologi guna meningkatkan kehidupan tidak akan terealisasikan tanpa didukung oleh pemahaman masyarakat umum terhadap IPA, matematika, dan teknologi, serta kebiasaan berpikir ilmiah.
Carin dan Sund (1989) memberikan petunjuk tentang bagaimana seharusnya IPA diajarkan pada pendidikan dasar. Salah satu diantaranya adalah menanamkan ke dalam diri siswa keingintahuan akan alam sekitar, serta dapat memahami penjelasan-penjelasan ilmiah tentang fenomena alam. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan pendidikan IPA yaitu bahwa IPA harus mampu memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia dimana kita hidup, dan bagaimana kita sebagai makhluk hidup harus bersikap terhadap alam.
Khusus untuk keterampilan proses dalam pembelajaran IPA, Mechling dan Oliver (1983) mengemukakan bahwa penekanan yang diberikan dalam pengajaran keterampilan proses IPA adalah pada keterampilan-keterampilan berpikir. Keterampilan berpikir ini dapat berkembang pada anak selama anak diberi kesempatan untuk berlatih menggunakan keterampilan-keterampilan tersebut. Dengan keterampilan-keterampilan proses IPA, yang salah satu diantaranya adalah keterampilan mengajukan pertanyaan, maka siswa sekolah dasar dapat mempelajari IPA sebanyak-banyaknya, sesuai dengan keinginan mereka untuk mengetahui dan mempelajari IPA tersebut selama hidupnya. Hal ini juga sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Blosser (1990), bahwa siswa SD lebih mudah memahami IPA jika melakukan kegiatan percobaan sendiri.
Berdasarkan pada beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, maka sebaiknya pembelajaran IPA di SD menggunakan perasaan keingintahuan siswa sebagai titik awal dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan penyelidikan atau percobaan. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan untuk menemukan dan menanamkan pemahaman konsep-konsep baru dan mengaplikasikannya untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui oleh siswa SD dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting untk dilaksanakan karena langkah awal untuk menghasilkan orang dewasa yang melek IPA adalah dengan melibatkan anak-anak, dalam hal ini adalah anak-anak SD secara aktif sejak dini ke dalam kegiatan IPA seperti disebutkan di atas. Dalam pembelajaran IPA, seorang pengajar harus mampu merancang dan menyampaikan pembelajaran yang dapat memotivasi dan menantang siswa sehingga tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
B.       Hasil Belajar
1.      Penilaian IPA di SD
Landasan hukum pelaksanaan penilaian di jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah UU No. 2 tahun 1989  tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005  tentang Standar Nasional Pendidikan. Pedoman-pedoman penilaian yang mengatur pelaksanaan penilaian secara operasional adalah Pedoman Khusus Pola Induk Sistem Penilaian Hasil Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dasar, Panduan KTSP yang ditetapkan oleh Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP), dan Sistem Penilaian Kelas yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Dittendik Depdiknas.
Dalam pembelajaran IPA khususnya, terdapat beberapa bentuk penilaian yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, antara lain:
a.    Ulangan harian
b.    Tugas-tugas
c.    Ulangan Tengah Semester
d.   Ulangan Akhir Semester
e.    Ulangan Kenaikan Kelas
f.     Pengamatan
g.    Ujian Sekolah
h.    Ujian Nasional
C.      Metode Variatif
Metode adalah suatu cara yang manfaatnya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor guru turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya metode mengajar itu banyak sekali dan sulit untuk diklasifikasi.
1.    Pengertian Metode Variatif
Metode Campuran atau Electic Methods dapat diartikan campuran, kombinasi/variasi atau gado-gado dalam bahasa Indonesia (metode-metode pilihan).
Metode electic atau metode variasi [1] yaitu cara menyajikan bahan pelajaran di depan kelas dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa metode, misalnya; metode ceramah dengan metode diskusi bahkan dengan metode anya jawab dan observasi sekaligus dipakai/diterapkan dalam suatu kondisi pengajaran. Dalam praktiknya, metode campuran ini dapat diterapkan seorang guru dalam suatu situasi pengajaran di depan kelas.
2.    Kelebihan Metode Variatif
Adapun kelebihan metode variatif adalah sebagai berikut :
a.    Menumbuhkan antusiasme siswa dalam proses pembelajaran.
b.    Membantu mengkondisikan siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran.
c.    Dapat meningkatkan keaktifan, motivasi, serta hasil belajar yang diharapkan
3.    Langkah-langkah Metode Variatif 
a.    Fase Pertama ( Perencanaan )
1)      Disiapkan 1 orang pengamat ( supervisor )
2)      Menyiapkan  RPP perbaikkan.
3)      Supervisor melaksanakan pengamatan selama pembelajaran berlangsung.
4)      Supervisor mencatat lembar observasi yang telah disediakan.
b.   Fase Kedua ( Proses)
1)      Kegiatan awal memotivasi siswa dan apersepsi adalah sebagai berikut :
a.         Membuka pelajaran
b.        Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik  pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya jawab.
c.         Menyampaikan tujuan pembelajaran .
d.        Menyampaikan gambaran inti pembelajaran.
e.         Menjawab pertanyaan guru sesuai dengan pengetahuan awal.
f.         Memperhatikan penjelasan guru.
2)       Kegiatan Inti meningkatkan kemampuan siswa tentang pemahaman IPA.
a.       Memperhatikan/mengamati gambar yang telah dipampangkan dalam bentuk slide.
b.      Menjelaskan tentang gambar yang telah disiapkan .
c.       Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
d.      Guru membentuk kelompok siswa untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa yang telah disiapkan oleh guru.
e.       Membimbing siswa dalam berdiskusi, untuk menyamakan persepsi.
f.       Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang belum dipahami, dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk bertanya.
g.      Siswa menyampaikan hasil diskusi, dan ditanggapi oleh kelompok lain.
h.      Siswa memperhatikan hasil kesimpulan yang dibacakan oleh guru.
c.    Fase Ketiga ( Kegiatan Akhir )
1.          Kegiatan akhir dalam memantapkan pemahaman siswa
a.       Mengevaluasi kemampuan siswa
D.      Metode Variatif  dalam Pembelajaran IPA
Menurut Sri Anitah W, (2007:5.6) menyebutkan bahwa, “Dalam menentukan metode pembelajaran, guru harus memahami faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan metode. Faktor-faktor tersebut  adalah:
1.      Tujuan Pembelajaran atau Kompetensi Siswa
Tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai siswa merupakan faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar.
Tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar merupakan pernyataan yang diharapkan dapat diketahui, disikapi, dan atau dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Rumusan tersebut sebagai dasar acuan dalam melakukan pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan metode mengajar harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai siswa.
2.      Karakteristik Bahan Ajar
Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode mengajar adalah karakteristik bahan pelajaran. Ada beberapa aspek yang terdapat dalam materi pelajaran, yang terdiri dari:
a.       Aspek konsep (concept), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan pengertian, atribut, karatkeristik, label atau ide, dan gagasan sesuatu.
b.      Aspek fakta (fact), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang lalu, data-data yang memiliki esensi obyek dan waktu, seperti peristiwa sejarah.
c.       Aspek prinsip (principle), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan aturan, dalil, hukum, ketentuan dan prosedur yang harus ditempuh.
d.      Aspek proses (process), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan rangakaian kegiatan, peristiwa, atau tindakan.
e.       Aspek nilai (value), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan aspek perilaku baik dan buruk, benar dan salah, dan bermanfaat atau tidak.
f.       Aspek keterampilan intelektual (intellectual skills), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan menyelesaikan persoalan atau masalah, berfikir sistematis, logis, praktis, inovatif dan ilmiah.
g.      Aspek keterampilan (psycomotor skills), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan fisik.
3.      Waktu yang digunakan
Pemilihan metode mengajar juga harus memperhatikan alokasi waktu yang tersedia dalam jam pelajaran.
4.    Faktor Siswa
Faktor siswa adalah faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan metode mengajar. Aspek yang berkaitan dengan faktor siswa terutama pada aspek kesegaran mental (faktor antusias dan kelelahan), jumlah siswa, dan kemampuan siswa.
5.      Fasilitas, Media, dan Sumber Belajar
a.       Fasilitas
Fasilitas yang dimiliki sekolah sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran.
b.       Media
Sekolah yang menyediakan media pembelajaran dengan lengkap akan memudahkan proses pembelajaran.
c.        Sumber Belajar
Pemanfaatan sumber belajar yang bervariasi akan mempengaruhi daya serap peserta didik dalam pembelajaran.
Dari penjelasan di atas, metode variatif sangatlah relevan dengan pembelajaran IPA khususnya dalam materi ciri-ciri khusus makhluk hidup.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.    Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian
1.      Subyek Penelitian
Subyek yang akan diteliti adalah peserta didik kelas VI B SDN Pekayon Jaya III, UPTD Pembinaan SD Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, yang berjumlah 39 orang yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 27 siswa perempuan.
2.      Tempat Penelitian
Tempat atau lokasi penelitian adalah sebagai berikut:
a.       Nama Sekolah       : SDN Pekayon Jaya III
b.      Status Sekolah      : Negeri
c.       Jalan                      : Jl. Laskar Dalam No. 39
d.      Kelurahan              : Pekayon Jaya
e.       Kecamatan                        : Bekasi Selatan
f.       Kota                      : Bekasi
3.      Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah  tanggal 19 Agustus 2013 sampai tanggal 02 September 2013 dengan rincian seperti tercantum pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Kelas VI SDN Pekayon Jaya III
No
Waktu
Kegiatan
1
19 Agustus 2013
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 Mata Pelajaran IPA
2
02 September 2013
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 Mata Pelajaran IPA
4.      Mata Pelajaran
Mata Pelajaran             : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester            : VI/1
Standar Kompetensi    : 1. Memahami hubungan antara ciri-ciri makhluk hidup  
                                           dengan lingkungan tempat hidupnya
 Kompetensi Dasar       : 1.1  Mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri
                                              khusus  yang dimiliki hewan (kelelawar,cicak,          
                                              bunglon, bebek ) dan lingkungannya.
Materi Pokok               : Ciri-ciri khusus makhluk  hidup
B.     Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1.    Rencana
Langkah-langkah rencana perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam mata pelajaran IPA siklus 1 adalah sebagai berikut:
a.         Menentukan supervisor berpengalaman untuk melakukan observasi dan membantu dalam refleksi perbaikan pembelajaran.
b.        Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) IPA.
c.         Membuat lembar observasi.
d.        Menyiapkan alat peraga pembelajaran IPA.
e.         Mendesain alat evaluasi belajar untuk melihat tarap serap peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan.
f.         Menentukan waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
2.         Pelaksanaan
Tahap ini merupakan implementasi dari semua rencana yang telah dibuat pada perencanaan tindakan yang berlangsung adalam proses kegiatan belajar mengajar. Dalam pelaksanaan tindakan ini adanya keterlibatan supervisor 2 yaitu kepala sekolah yang telah ditunjuk sebagai observer yang akan membantu peneliti dalam mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan.
a.        Prosedur umum
1)        Memulai pembelajaran dengan menarik perhatian siswa, memotivasi, mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa, dan menggambarkan garis besar materi yang akan dipelajari.
2)        Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan atau hakikat materi pelajaran, perkembangan dan kebutuhan siswa, situasi dan kondisi lingkungan belajar.
3)        Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan materi pembelajaran.
4)        Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi dan siswa.
5)        Pelaksanaan pembelajaran disampaikan dari yang mudah ke sukar, dari yang sederhana ke rumit, dan bermuara pada suatu kesimpulan.
6)        Pelaksanaan pembelajaran berlangsung secara individual, kelompok, dan klasikal.
7)        Merancang pengelolaan kelas dengan mengorganisasikan siswa sesuai dengan metode yang digunakan.
8)        Melaksanakan penilaian pembelajaran.
9)        Menyimpuklan materi pembelajaran.
10)        Melakukan tindak lanjut pembelajaran
b.        Prosedur Khusus
1)        Mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran
2)        Memeriksa kehadiran peserta didik
3)        Apersepsi dengan menanyakan kepada Peserta didik  tentang materi ciri-ciri khusus makhluk hidup dan hewan apa saja yang ada di lingkungan mereka kemudian mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari.
4)        Menyampaikan tujuan yang harus dicapai setelah mempelajari materi pembelajaran.
5)        Peserta didik  mengamati gambar hewan yang akan di pelajari dari slide yang sudah disiapkan.
6)        Peserta didik  mengamati gambar tersebut
7)        Peserta didik  bertanya jawab dengan guru tentang gambar yang telah dipampang.
8)        Peserta didik dibagi menjadi 7 kelompok untuk berdiskusi tentang materi ciri-ciri khusus makhluk hidup.
9)        Peserta didik  mengisi lembar kerja siswa pada kelompoknya masing-masing.
10)    Peserta didik melaporkan hasil kerja kelompoknya, dan dipresentasikan ke depan kelas dan kelompok lain menanggapi.
11)    Pembahasan hasil kerja peserta didik  dengan bertanya jawab.
12)    Peserta didik bersama guru melakukan pembetulan/pelurusan kesalahan pemahaman konsep.
13)    Membuat kesimpulan dari hasil diskusi yang dilakukan setiap kelompok.
14)    Penilaian akhir (post tes)
15)    Tindak lanjut: dengan menginformasikan mencari bahan lain yang dapat dijadikan sumber belajar.
3.      Pengamatan/Pengumpulan Data/Instrumen
Tahapan ini merupakan tahapan observasi, dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi dan dilakukan oleh observer (supervisor 2). Langkah-langkah observasi yang dilakukan adalah:
a.        Pertemuan pendahuluan
Pertemuan pendahuluan yang sering disebut sebagai pertemuan perencanaan, dilakukan sebelum observasi berlangsung. Tujuan pertemuan ini adalah untuk mengambil kesepakatan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelajaran yang akan diamati dan observasi yang akan dilakukan, yaitu fokus observasi, kriteria observasi, lama pengamatan, dan cara pengamatan.
b.        Pelaksanaan Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan terhadap pembelajaran dan hasil tindakan perbaikan yang tertuju kepada perilaku mengajar guru, perilaku siswa, dan interaksi antara guru dan peserta didik, seperti:
1)        Aktivitas Guru
a)         Melaksanakana pembelajaran yang sesuai dengan tujuan.
b)        Melaksanakan pembelajaran dengan urutan yang logis.
c)         Mengelola waktu pembelajaran secara efisien.
d)        Menerapkan metode - metode yang dikolaburasikan dengan metode-metode yang lain ( Bervariatif )
e)         Menguasai  materi Pembelajaran IPA.
f)         Menanamkan pemahaman konsep IPA kepada Peserta Didik.
g)        Melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran.
h)        Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran.
2)        Aktivitas Peserta Didik
a)      Siswa bersemangat dalam melaksanakan pembelajaran.
b)      Semua peserta didik aktif dalam melakukan kegiatan
pembelajaran.
c)      Siswa berani mengajukan pertanyaan.
d)     Peserta didik berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan kelompok.
e)      Peserta didik mengerjakan lembar kerja secara bersama-sama.
f)       Peserta didik memperhatikan penjelasan dari guru.
g)      Semua peserta didik mengerjakan soal evaluasi.
h)      Semua peserta didik mengerjakan soal evaluasi secara mandiri.
c.         Diskusi Balikan
Sesuai dengan prinsip balikan, pertemuan balikan dilakukan segera setelah tindakan perbaikan yang diamati berakhir. Dalam pertemuan ini guru dan pengamat berbagi informasi yang dikumpulkan selama pengamatan, mendiskusikannya, serta mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan.
4.           Refleksi
Tahapan ini merupakan tahapan untuk merenungkan serta mengevaluasi kegiatan perbaikan pembelajaran. Dalam refleksi peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.         Mengidentifikasi kembali masalah yang terjadi pada perbaikan pembelajaran.
b.        Membuat analisa masalah.
c.         Menentukan alternatif pemecahan masalah dalam perbaikan pembelajaran.
d.        Menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.
C.      Teknik Analisis Data
1.    Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menumpulkan data dalam penelitian ini dengan menggunakan beberapa teknik antara lain:
a.         Pengamatan
Menurut Kusnandar (2008:143) menyatakan bahwa, “Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.”
Pengamatan dalam perbaikan pembelajaran ini dilakukan oleh supervisor 2, yaitu kepala sekolah yang ditunjuk untuk melakukan pembimbingan penelitian di lapangan. Pengamatan yang dilakukan dibagi menjadi 2 fokus  pengamatan, yaitu pengamatan terhadap guru dan siswa.
b.        Dokumentasi
Dokumentasi berupa pemanfaatan dokumen-dokumen berkas perbaikan pembelajaran yang dilakukan antara lain:
1)    RPP
2)    Lembar Observasi
3)    Foto kegiatan pembelajaran
4)    Hasil evaluasi siswa
c.         Tes
Dilakukan dengan memberikan lembar evaluasi kepada siswa yang selanjutnya dipergunakan sebagai ukuran keberhasilan perbaikan pembelajaran.

2.    Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan secara bertahap, Wardani (2008:2.31) antara lain:
a.         Menyeleksi dan mengelompokkan yaitu dengan menyeleksi data, difokuskan, dan jika perlu ada yang direduksi, karena itu tahap pertama ini disebut sebagai reduksi data.
b.         Memaparkan atau mendeskripsikan data yang sudah terorganisasi sehingga bermakna, baik dalam bentuk grafik, narasi, maupun tabel.
c.         Menyimpulkan atau memberi makna berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat, ditarik kesimpulan dalam bentuk pernyataan.
3.    Pengolahan Data
a.    Nilai Rata-rata
Menurut Akib Hamid dalam Statistika Dasar (2009:4.2) menyebutkan cara mencari nilai rata-rata data tidak berbobot adalah sebagai berikut:

 = nilai rata-rata dari sampel
 = nilai data kuantitatif
 = banyak data
 = frekuensi data
b.   Persentase Ketuntasan Belajar
Untuk menentukan persentase ketuntasan seluruh peserta didik dapat menggunakan rumus di bawah ini:
Contoh:
Dari 39 siswa yang mengikuti sebuah tes, ternyata ada 19 siswa yang tuntas, maka persentase ketuntasan belajar dalam kelas tersebut adalah sebagai berikut:

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Hasil Penelitian  Perbaikan Pembelajaran 
Berikut hasil perolehan  nilai  IPA siswa kelas VI SDN Pekayon Jaya III Kecamatan Bekasi Selatan  Kota Bekasi.  
SIKLUS I
Tabel 1.2
Daftar Nilai Siswa
Kelas VI  Siklus I 
No.
Nama Siswa
Nilai Sebelum Perbaikan
Nilai Siklus I
1
Maisyah Waro Syatul Ambiya
80
80
2
Meistna Fisilmy Kaafah
75
75
3
Mohammad Ryan Rizqi. M
85
85
4
Nabila Putri Azzahra
55
75
5
Nadwa Syifa
78
85
6
Nanda Saputra
50
60
7
Nur Azis
50
65
8
Nurul Hikmah
75
80
9
Putri Damayanti
75
80
10
Putri Meilia Sari
75
80
11
Putri Nailah Zulfa
60
78
12
Randy Alamsyah
40
60
13
Rianto
50
60
14
Riko Ramadhan
45
55
15
Rini
78
80
16
Rio Perdana
67
76
17
Risyah Nabila Fatin
100
100
18
Rizki Fatimah Azjahra
90
90
19
Rizki Nur Muhamad
60
75
20
Rizky Rahma Wati
95
95
21
Roro Emilia Putri
85
85
22
Syahrul Fatkih
60
75
23
Saifulloh Fatah
60
75
24
Santi Kholifah
56
65
25
Selvi Ashil Zain
75
80
26
Sevilla Fithri Fauziyyah
90
90
27
Shabrina Rizkia Ramadhani
85
85
28
Sheshe Leafhayati Rusdi
80
80
29
Shita Dewi Arfiani
75
78
30
Silvianti
60
75
31
Siti Aisyah
65
80
32
Siti Arbiah
50
65
33
Siti Balqish
55
75
34
Teguh Ariffia Kustanti
85
90
35
Thufeil Raflin Subakti
75
80
36
Tina Putri Agustin
60
75
37
Yoga Maulana Zulfarid
60
75
38
Yuliasari
80
75
39
Yuni Alfiani
60
75
Jumlah
2699  
3012
Rata-rata  Nilai
69,21
77,23

Rekapitulasi Data perolehan nilai siswa siklus 1
Tabel 1.3
Rekapitulasi nilai IPA kelas VI
Nilai ( X)
Jumlah Siswa ( Y )
X.Y
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
-
-
-

1
6
13
14
4
1
-
-
-

50
360
910
1120
360
100
Jumlah
39
2900
Rata – rata

74
KKM = 75

Tabel 1.4
Prosentase Ketuntasan Belajar Siswa
No
Rentang Nilai
Siklus I
Keterangan
Jumlah
Prosen
1
75 – 100
32
82,05 %
Tuntas
2
0 – 74
7
17,95 %
Tidak Tuntas



Grafik siklus 1.1
Prosentase Ketuntasan Siklus I

SIKLUS II
Tabel 1.5
Daftar  Nilai Siklus II
No.
Nama Siswa
Nilai Siklus II 
1
Maisyah Waro Syatul Ambiya
80
2
Meistna Fisilmy Kaafah
85
3
Mohammad Ryan Rizqi. M
85
4
Nabila Putri Azzahra
75
5
Nadwa Syifa
85
6
Nanda Saputra
70
7
Nur Azis
70
8
Nurul Hikmah
80
9
Putri Damayanti
80
10
Putri Meilia Sari
80
11
Putri Nailah Zulfa
80
12
Randy Alamsyah
60
13
Rianto
65
14
Riko Ramadhan
75
15
Rini
80
16
Rio Perdana
78
17
Risyah Nabila Fatin
100
18
Rizki Fatimah Azjahra
90
19
Rizki Nur Muhamad
75
20
Rizky Rahma Wati
95
21
Roro Emilia Putri
85
22
Syahrul Fatkih
75
23
Saifulloh Fatah
75
24
Santi Kholifah
75
25
Selvi Ashil Zain
80
26
Sevilla Fithri Fauziyyah
90
27
Shabrina Rizkia Ramadhani
85
28
Sheshe Leafhayati Rusdi
80
29
Shita Dewi Arfiani
78
30
Silvianti
75
31
Siti Aisyah
80
32
Siti Arbiah
75
33
Siti Balqish
80
34
Teguh Ariffia Kustanti
90
35
Thufeil Raflin Subakti
80
36
Tina Putri Agustin
75
37
Yoga Maulana Zulfarid
80
38
Yuliasari
85
39
Yuni Alfiani
80

Jumlah
3111
Rata – rata  Nilai
79.77


Tabel 1.6
Rekapitulasi nilai IPA kelas VI
Nilai ( X)
Jumlah Siswa ( Y )
X.Y
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
-
-
-
-
-
2
13
19
4
1
-
-
-
-
-
120
910
1520
360
100
Jumlah
39
3010
Rata - rata

77.18
KKM =  70
Tabel 1.7
Prosentase ketuntasan belajar siswa
No.
Rentang Nilai
Siklus II
Keterangan
Jumlah
Prosen
1
75 – 100
37
94.87 %
Tuntas
2
0 – 74
4
5.13 %
Tidak Tuntas
Grafik 1.2
Prosentase ketuntasan siklus II


                                                           
Tabel 1.8
Tabel Hasil Perolehan Nilai Siklus I dan Siklus II
NO
NAMA SISWA
NILAI SEBELUM
PERBAIKAN
NILAI
SIKLUS I
SIKLUS II
1
Maisyah Waro Syatul.  A
80
80
80
2
Meistna Fisilmy Kaafah
75
75
85
3
Mohammad Ryan Rizqi. M
85
85
85
4
Nabila Putri Azzahra
55
75
75
5
Nadwa Syifa
78
85
85
6
Nanda Saputra
50
60
70
7
Nur Azis
50
65
70
8
Nurul Hikmah
75
80
80
9
Putri Damayanti
75
80
80
10
Putri Meilia Sari
75
80
80
11
Putri Nailah Zulfa
60
78
80
12
Randy Alamsyah
40
60
60
13
Rianto
50
60
65
14
Riko Ramadhan
45
55
75
15
Rini
78
80
80
16
Rio Perdana
67
76
78
17
Risyah Nabila Fatin
100
100
100
18
Rizki Fatimah Azjahra
90
90
90
19
Rizki Nur Muhamad
60
75
75
20
Rizky Rahma Wati
95
95
95
21
Roro Emilia Putri
85
85
85
22
Syahrul Fatkih
60
75
75
23
Saifulloh Fatah
60
75
75
24
Santi Kholifah
56
65
75
25
Selvi Ashil Zain
75
80
80
26
Sevilla Fithri Fauziyyah
90
90
90
27
Shabrina Rizkia Ramadhani
85
85
85
28
Sheshe Leafhayati Rusdi
80
80
80
29
Shita Dewi Arfiani
75
78
78
30
Silvianti
60
75
75
31
Siti Aisyah
65
80
80
32
Siti Arbiah
50
65
75
33
Siti Balqish
55
75
80
34
Teguh Ariffia Kustanti
85
90
90
35
Thufeil Raflin Subakti
75
80
80
36
Tina Putri Agustin
60
75
75
37
Yoga Maulana Zulfarid
60
75
80
38
Yuliasari
80
75
85
39
Yuni Alfiani
60
75
80
Jumlah
2699
3012
3111
Rata-rata Nilai
69,21
77,23
79,77

Tabel 1.9
Perbandingan Prosentase Ketuntasan Belajar Siswa
Nilai Siklus I dan Siklus II
No
Rentang Nilai
Siklus I
Siklus II
Keterangan
Jumlah
Prosen
Jumlah
Prosen
75 – 100
32
82,05
37
94,87
Tuntas
0 – 74
7
17,95
4
5,13
Tdk tuntas

Berdasarkan data di atas ketuntasan belajar siswa dari setiap siklus, sebagian besar mengalami peningkatan yang signifikan. Berikut adalah gambar peningkatan  pada setiap siklus :
1.      Sebelum siklus  1 siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal hanya  kurang lebih 50%  atau  19 siswa dari 39  siswa.
2.      Pada siklus ke satu jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal meningkat menjadi 82,05 % atau  32 siswa dari 39 siswa.
3.      Pada siklus ke dua jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal meningkat menjadi 94,87 % atau  37 siswa dari 39 siswa.

Grafik 1.3 Rekapitulasi Ketuntasan belajar IPA Kelas VI
SDN Pekayon Jaya III

B.     Pembahasan dari setiap siklus
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi selama proses pembelajaran pada siklus I dan II  yang dilaksanakan di kelas VI SDN Pekayon Jaya III dengan metode yang bervariasi. Peningkatan hasil belajar tersebut dapat kita lihat sebagai berikut :
1.        Pada siklus I, peneliti menambah metode ceramah dengan metode tanya jawab serta diskusi. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa sudah mulai memberikan respon yang positif, mulai menampakkan gairah dan perhatian terhadap belajar, karena mereka dilibatkan dalam proses pembelajaran, mereka aktif berdiskusi dan bertanya jawab dengan guru dan siswa lainnya, hal ini ditandai dengan rata – rata yang dicapai siswa meningkat dari 69,21 pada prasiklus menjadi 77,23 pada perbaikan siklus ke satu.
2.        Pada siklus II, peneliti menambah satu metode lagi yaitu siswa ditugaskan untuk mengamati/mengobservasi gambar melalui slide yang telah disiapkan oleh guru, kemudian setelah mengamati guru menugaskan untuk berdiskusi dengan kelompok dari gambar yang diamati. Hal ini dilakukan untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran. Hasil dari pembelajaran tersebut  dapat terlihat dari perolehan rata-rata kelas yang dicapai setelah formatif dilaksanakan, yaitu peningkatan rata-rata dari 77,23 pada siklus ke satu meningkat menjadi 79,77 pada siklus ke dua.
Maka dengan menggunakan metode variatif, hasil belajar siswa lebih meningkat. Sebaiknya pendidik juga menggunakan metode yang bervariasi, dan mendorong siswa untuk menemukan sendiri tentang apa yang sedang dipelajarinya karena metode yang bervariasi akan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.      Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) selama 2 siklus pada mata pelajaran IPA pokok bahasan ciri-ciri khusus makhluk hidup kelas VI SDN Pekayon Jaya III, Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.    Penggunaan metode Variatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal di SDN Pekayon Jaya III, Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi. Dari 39 siswa ketuntasan belajar  mencapai 95 % dan telah mencapai KKM yang ditetapkan  yaitu 75.
B.       Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa yang harus dilakukan oleh peneliti untuk menindaklanjuti hasil penelitian dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu :
1.    Sebelum pembelajaran dilaksanakan, seharusnya guru mempersiapkan strategi pembelajaran yang tepat, lengkap, dan terencana.
2.    Dalam pembelajaran guru sebaiknya menggali kemampuan anak tentang materi yang akan dipelajari, hal ini dilakukan untuk menjadi  bahan  acuan bagi guru dalam menjelaskan konsep pelajaran yang akan diajarkan.
3.    Dalam pembelajaran sebaiknya guru memotivasi siswa untuk lebih aktif dan kreatif baik secara individu maupun secara kelompok.
4.    Guru seharusnya terus berupaya untuk mencari dan mengembangkan metode pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan menantang agar siswa lebih giat  belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Akib.Hamid,  ( 2009 ) Statistika Dasar, Jakarta; Universitas Terbuka.

Anita. Sri. W. Dkk  ( 2007 ) Strategi Pembelajaran di SD; Jakarta ; Universitas Terbuka.
Blosser & Hegelson  (1990) Selected Procedures For Improving The Science Curriculum , The US Departement of  Education.
Carin.A.A. & Sund. R. B.  ( 1989 ) Teaching Science Through Discovery, Columbus Ohio ; Meril  Publishing  Company.
Wardani, I. G. A. K (1985). Keterampilan Memimpin Diskusi Kecil. Jakarta: Depdikbud.
Kusnandar ( 2008 ) Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Mechling. K. R, & Oliver. D. L ( 1985, March )), Activities Not Textbook: What Research Say About Science Programs,  Principal
Rutherford, F. J. & Ahlgren. A ( 1990 ) “Science For All Americans” New York. Oxford University Press.

www.novita.blogspot.com (2008) “Peningkatan Motivasi dan Minat Belajar melalui Metode Variasi”  Diakses tanggal 12 September 2013


[1] www.novita.blogspot.com  Peningkatan motivasi dan  minat belajar melalui metode variasi.
   Diakses tanggal 12 September 2013













Tidak ada komentar:

Posting Komentar